Bicara soal senja kayaknya kebanyakan kita jadiin senja cuma fenomena biasa hidup (bahkan yg suka begadang, jadiin senja sebagai pintu masuk hari :)...
Tapi inget gak kenapa Allah jadiin senja tuh sebagai moment penting dalam hidup manusia sampe Dia nyempetin turunin surat tentang "senja" itu ??
Senja yang terkadang indah (bagi orang yang teduh n tentram hati di siang hari), juga terkadang buruk (bagi orang yg dapet sial di siang hari), bahkan senja bisa jadi surga (bagi para pencuri untuk memulai aksi) .... :)
Filsafat senja gak terlalu repot bagi Tuhan, Dia cuma mao kita bisa menutup hari dengan senyum ibadah (buka pagi/dhuha dengan kesaksian buat Dia). Makanya kita disuruh sholat sebagai bentuk senyum ibadah akan kebesaran Dia untuk menpropagandai senja sebagai hal
istimewa.
Gue terkadang lupa akan dimensi dan urgensi senja ini, n kebanyakan gue tersadar ketika hati gue letih, rendah dan rilex (baik karena dinamika siang ataupun karena faktor "buatan" gue).
Terkadang gue menyesal karena 10324 senja (29 tahun) gue terlewatkan oleh banyak hal kurang produktif. Mungkin cuma 2 atau 3 senja yang termanfaatkan untuk tafakkur n instrospeksi akan fenomena "kesalahan" siang hari gue :(
Gue tau bahwa keteledoran gue ini karena kultus gue akan sakralisme senja dengan senyum ibadah gue masih sangat kurang, dan siang hari gue banyak terlewatkan oleh dosa "buatan" gue, dan oleh kedengkian hati gue ketika berbenturan dengan "kepentingan" yang berseberangan, dan juga karena gue teledor membangunkan otak sadar gue dari sengatan matahari nafsu :(
Andaipun instrospeksi harian dapat gue lakukan di malam hari (sebelum tidur), itu telah menghilangkan sakralisisai senja gue :( Dan mungkin Tuhan marah ma gue karena gue terlewat sekuler untuk mengatakan: "Pagi,siang, senja dan malam cuma tradisi rotasi bumi tanpa keisitimewaan eksklusif untuk dan yang akan melahirkan mukjizat baru". Karena gue yakin rotasi bumi tidak akan membalikkan arus gravitasi yang akan mengakhiri dunia ini :(
Inilah kesombongan gue. Kesombongan makhluk yang menyembah otak lunak gue :(
Gue lupa bahwa di dalam tubuh gue hanya 0 koma sepersekiannya adalah otak kecil lunak gue, dan masih ada nurani yang seharusnya mewarnai kesadaran.
Andai Tuhan marah, mungkin pun gue masih bisa berkilah: "Itulah kesalahanNya menciptakan gue sebagai Hayawan Natiq". Dan kesalahanNya karena banyak fokus dalam sabdanya tentang: "Tidakkah kamu berpikir ??" atau lainnya.
Pikir gue yang fakir ini kerap melupakan kayanya dimensi senja. Fakirnya otak lunak ini menutupi iman akan timbunan emas senja yang seharusnya gue mamanfaatkan untuk instrospeksi dan evaluasi kinerja siang (otak, hati dan darah).
Just it ..... hope u dont understand me :))))
Pipix
Aligarh Muslim University
India
Tidak ada komentar:
Posting Komentar