Oleh: Ahmad Taufiq Abdurrahman
Diterbitkan dalam rubrik “Kajian” Majalah Gontor, edisi Desember 2008
Sementara, banyak orang menganggap penjelasan resmi pemerintah Amerika Serikat (AS) seputar kejadian 9/11 tak bisa diganggu gugat. Namun Prof David Ray Griffin beda menyikapinya. Ia telah menulis beberapa buku yang menjelaskan apa di balik cerita resmi yang lazim disebut sebagai Arab Conspiracy Theory (ACT) itu.
Objektifitas teori yang dituangkan penjelasan sepihak ACT itu banyak dipertanyakan para ahli riset dan investigasi, yang kemudian menuangkan banyak teori konspirasi tandingan. Christopher Bollyn, jurnalis senior dan periset independen menelurkan tesis Israeli Conspiracy Theory (ICT). Hasil kerja kerasnya karena “kegerahannya” dengan keabsolutan penjelasan resmi pemerintah AS dalam ACT. Ia kini tengah menyiapkan rilis bukunya Solving 9/11 (Mencari Jalan Keluar 9/11).
Walau, sementara ini, apa yang akan diberbincangkan para periset independen hanyalah spekulasi, karena mereka tidak mendapatkan akses layaknya petugas keamanan resmi, tapi dengan kegigihan dan kecerdasan mereka mampu menginvestigasi secara ilmiah jalan cerita yang sesungguhnya terjadi dalam tragedi 9/11.
Karya Griffin terbilang karya tak ternilai, karena secara detail ia urai skenario tragedi tersebut. Dan Bollyn melangkah lebih jauh menciptakan sebuah cerita yang lengkap. Para periset ini hanya ingin memaksa pemerintah berwenang AS membuka kembali investigasi resmi seputar peristiwa 9/11. Terutama kaitan dengan jarigan internasional. Tujuan mereka tak lain untuk menemukan kebenaran dan keadilan sesungguhnya.
Dari fakta lapangan, para ahli melihat tak banyak unsur yang patut dikategorikan tersangka peristiwa 9/11. Bukan orang Jepang, Belanda, Rusia, Hutu, atau bangsa lainnya. Hanya ada tiga orang tersangka utama: orang-orang Arab, orang dalam (oknum pemerintah Amerika), dan Israel. Kelompok yang diketahui rela melakukan bunuh diri karena tujuan agama adalah orang Muslim. Dan dalam cerita resmi pemerintah AS hal inilah yang tak terbantahkan.
Namun para ahli melihat sangat terbukanya kemungkinan orang Amerika sendiri maupun Israel melakukan misi bunuh diri, dengan menggunakan pesawat yang dikendalikan remot kontrol. Menurut teori LIHOP (LIHOP Conspiracy Theory/LCT), sangat terbuka kemungkinan lain, Israel mengetahui rencana penyerangan tersebut, namun membiarkannya.
Menurut Bollyn, 9/11 direncanakan dalam sebuah jaringan kecil konspirasi di New York, Washington, Tel Aviv dan Yerussalem. Tokoh utamanya Silverstein, Olmert, Netanyahu, Atzmon, Dov Zakheim, dan masih banyak lagi. Mereka didukung Mossad, yang bertanggungjawab merealisasikan teknis rencana operasi, termasuk manipulasi software dan menempatkan bahan peledak di dalam gedung target. Dengan Michael Chertoff, seorang Israel pemilik paspor ganda berprofesi asisten umum Menteri Kehakiman AS, sebagai pengatur serangan mematikan ini.
Investigasi Bollyn tertuju kepada Ptech. Sebuah perusahaan yang para karyawannya sudah ada di basement FAA dua tahun menjelang kejadian 9/11. Hal ini memungkinkan PTech tidak bisa memanipulasi software FAA. Tahun 2005, Bollyn menemukan bahwa PTech adalah sebuah operasi tersembunyi intelejen Israel.
Seorang pengacara Israel, Michael Goff, adalah tokoh kunci Ptech saat didirikan tahun 1994. Di perusahaan itu ia berperan sebagai pembelian, penjualan dan pengembangan software. Selanjutnya Goff bekerja untuk Guardium, perusahaan yang bergerak dalam bidang software, dan merupakan perusahaan cabang bagi departemen penelitian dan pengembangan angkatan udara Israel.
Koneksi PTech–Goff–Guardium ini membantu Bollyn membongkar jaringan militar Israel yang lebih besar mendukung gerakan 9/11. Koneksi ini sangat kompleks, mencakup jaringan para perwira senior dari pasukan inteligen militer Israel, yang selanjutnya bisa dihubungkan dengan elemen kunci pelaku 9/11. Koneksi ini juga menjelaskan bagaimana perangkat lunak (software) dimanipulasi, berakhir di tangan pemerintah Amerika, serta jaringan komputer militer.
Guardium didirikan oleh mayor Gil Migdan, seorang marinir Israel, dan Joseph Segef. Pendiri dan direktur lainnya adalah Amit Yoran, seorang Israel manajer keamanan komputer di Pentagon. Setelah peristiwa 9/11, ia ditunjuk GW Bush untuk memimpin keamanaan dunia maya di Kementrian Keamanan Dalam Negeri. Yoran, yang seorang doktor bidang penelitian bidang teknologi instruksi dan deteksi, bertanggungjawab mendesain rancangan keamanan untuk Pentagon. Tugasnya mengembangkan software untuk kepentingan mata-mata.
Dilihat dari segala kemungkinan yang ada, hubungan Goff dengan pendiri Guardium adalah dalam penyaluran software mata-mata Israel ke PTech. Dengan kata lain, Goff adalah mata rantai antara ahli pemograman militer Israel dan jaringan komputer milik tentara Amerika.
Sementara tugas Yaron di Pentagon dalam mendesain keamanan komputer membuatnya sangat ideal untuk memasang software yang telah dikembangkan PTech pada perangkat keras militer Amerika. Mata rantai Goff-Ptech-Guardium-Amit Yoran memberi alasan logis untuk menilai bagaimana software mata-mata Israel dapat berada dalam sistem itu.
Selanjutnya, Bollyn menyebutkan nama Amdocs, sebuah perusahaan Israel yang dijalankan oleh perwira senior Mossad. Lalu, Peer Segalovits, Letnan 27 tahun ahli peledakan, pemimpin tim yang akan meledakkan komplek WTC. Koneksi penting lainnya Jeremy Kroll, anggota dewan pembina Security Growth Parners (SGP), pimpinan Elad Yoran, saudara dari Amir Yoran. Perusahaan ini bergeak dalam bisnis penanaman modal.
Hubungan ini menjadi penting, karena keberadaan Kroll Associates, perusahaan yang bertanggung jawab untuk atas keamanan kompleks WTC, dan pembuat software tiruan dunia melalui Amit Yoran. Perusahaan Kroll dikontrak setelah gedung WTC diserang bom pada 1993. Perusahaan itu bertugas menginstal kembali sistem keamanan WTC.
Direktor Kepala Kroll Associates adalah Jerome Hauer, yang memimpin sejak 1993. Sebelumnya, Hauer menjabat direktur di kantor manajemen gawat darurat (Office of Emergency Management (OEM) Giuliani. Dulu ia pernah memaksa agar OEM dibuatkan bungker komando di WTC 7.
Selanjutnya, terdapat hubungan antara Jules Kroll (ayah Jeremy Kroll) dan Sulverstein. Yaitu hubungan perusahaan keamanan dan pemilik komplek WTC. Mereka telah mengenal satu sama lain saat bersama bekerja di komisi keuangan masyarakat (citizens budget comission) New York. Istri Jules Kroll telah lama mengenal Sulverstein melalui United Jewish Appeal Federation of New York, organisasi pengumpul dana terbesar untuk berdirinya negara Israel.
Kaitan lainnya, antara keamanan WTC dan para ahli peledak dari kalangan militer Israel adalah Maurice Greenberg, bos AIG, perusahaan asuransi terbesar dunia. Melalui koneksi Kroll dan Greenberg inilah para ahli peledakan Mossad dapat mengendalikan WTC yang kemudian akan ditabrakkan pesawat yang dikendalikan melalui remot kontrol.
Peta Keterlibatan Israel Menurut Tesis Christoph Bollyn
Sumber: http://www.bollyn.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar