Konspirasi Baru WTC 9/11

--- Kembali ke Muka … ---

Oleh: Ahmad Taufiq Abdurrahman

Diterbitkan dalam rubrik “Kajian” Majalah Gontor, edisi Desember 2008


Runtuhnya menara kembar World Trade Centre (WTC) dalam peristiwa 9/11, masih menyisakan banyak misteri. 7 November lalu, dunia maya dihebohkan rilis beberapa video yang memerlihatkan keganjilan runtuhnya menara kembar WTC. Apa peran Israel di balik peristiwa naas paling menghebohkan itu?


New York 9/11 2001, pukul 8.45. Dunia gempar dengan berita hujaman dua pesawat udara ke menara kembar World Trade Centre. Beberapa jam kemudian, ikon kebanggaan masyarakat Amerika Serikat itupun runtuh. Tak lama, George Walker Bush muncul di layar televisi menyatakan murkanya atas serangan itu, yang menurutnya telah menginjak-injak “demokrasi”. Iapun berjanji akan mengganyang pelakunya hingga lantah.


Tudingan langsung ditujukan kepada jaringan al-Qaida, pimpinan Osama bin Laden. Karena beberapa hari sebelum kejadian, ia telah menyatakan akan menyerang fasiltas AS, tanpa menyebutkan tempat, waktu dan targetnya. Osama, yang Muslim, bersembunyi di negeri Muslim, Afganistan, pun menjadi sasaran murka membabi buta militer Amerika. Amuk negera adidaya ini meluas hingga melegitimasi invasi mereka terhadap Irak dengan dalih “menegakkan demokrasi”.


Dalam laporan resmi tim investigasi Gedung Putih mengindikasi konspirasi yang dikenal dengan Arab Conspiracy Theory (ACT). Laporan itu menyebutkan, setahun sebelum terjadi peristiwa 9/11, di suatu tempat di perbatasan antara Pakistan dan Afghanistan sebuah rencana telah muncul di pikiran Osama bin Laden dan para pengikutnya untuk melawan Uni Soviyet dengan melakukan serangan melawan “setan utama” lainnya, Amerika. Motifnya, mereka cemburu dengan kemerdekaan yang dinikmati Barat.


Empat Pilot “dipercaya” menjadi pembajak empat pesawat: Hani Hanjour, Mohamad Atta, Marwan al-Shehhi, Ziad Jarah. Didukung 15 pembajak lainnya asal Arab Saudi. Khalid Shaikh Mohamed dituding menjadi otak bagi seluruh operasi sukses ini.


Menurut laporan pemerintah, Atta dan Al-Sheehi pernah mengikuti kursus penerbangan di sekolah penerbangan Rudi Dekkers. Hanjour mengikuti beberapa kursus di Arizona. Sedangkan Jarrah mengikuti kursus di Florida namun tidak bersama Atta. Secara ekonomi, Atta, sang pilot pembajak penerbangan 11 bergelar majister bidang arsitektur dari universitas di Jerman, berasal dari kalangan kelas menengah Mesir.


Marwan al-Shehhi, pilot penerbangan 175, berasal dari Uni Emirat Arab, dan pernah bergabung dengan tentara Uni Emirat Arab. Setelah berada di Jerman, ia belajar di sebuah universitas berkat beasiswa militer. Hani Hanjour, pilot yang menabrakkan pesawatnya ke Pentagon, adalah anak dari seorang pengusaha di Arab Saudi. Ia pertama kali tiba di Amerika pada 1991.


Sedangkan Ziad Jarrah, pilot pembajak pesawat yang jatuh di Pennsylvania, adalah seorang anak ahli industri, sebuah keluarga kaya di Beirut, Lebanon. Ia pindah ke Jerman dan belajar teknik mesin luar angkasa di Universitas Ilmu terapan Hamburg. 15 pembajak lainnya, berwarga negara Arab Saudi. Kebanyakan profesi mereka kepala rumah tangga, dan berasal kalangan pegawai biasa. Meski cukup secara ekonomi, namun mereka tidak termasuk golongan kaya.


Sangat ringkas dan sangat baku rilis tersebut. Sebuah tragedi besar dilaporkan begitu ringkas dan sistematis. Dan laporan ini dianggap paling benar dan tidak terbantahkan. Kebijakan luar negeri AS pun selanjutnya ditentukan laporan ini.


Di awal-awal kejadian, sebuah mingguan terkemuka Jerman, Die Zeit, merilis kemungkinan teori yang agak mirip dengan ACT. Hanya beda prinsip dengan memasukkan keterlibatan tidak langsung beberapa oknum pemerintah sebagai “orang dalam” pada penyerangan tersebut. Laporan ini dikenal sebagai LCT (Lihop Conspiracy Theory).


Selepas itu, muncul banyak teori konspirasi lain, yang menilik kejanggalan-kejanggalan lapangan dari ACT. Awal November lalu, tujuh tahun setelah tragedi dramatis itu, masyarakat dunia dihebohkan oleh rilis beberapa video di internet yang memerlihatkan keganjilan runtuhnya menara kembar WTC. Keganjilan itu kemudian diteliti James Corbett dalam laporan investigasi independennya. Menurut Corbett, ada peran Israel di balik peristiwa naas paling menghebohkan abad ini. Ia menyebutnya Israeli Conspiracy Theory (ICT).


Dengan apik ia singkap keterlibatan Israel dan kepentingan Yahudi di balik tragedi yang menelan ribuan korban itu. Tesis Corbett dimulai dari keyakinan adanya sesuatu yang masih dirahasiakan pemerintah AS di balik tragedi yang “janggal” itu. Ia analisis video yang beredar di situs youtube dengan judul “WTC Controlled Demolition, Smoking Gun” (Penghancuran Terkontrol WTC, Senjata Berasap). Video itu menurutnya dilepas ke dunia maya oleh seseorang tanpa nama pada 1 November 2008.


Video itu sangat jelas menunjukkan gambar mengenai skema runtuhnya gedung WTC 7 di sore hari kelabu itu. Keruntuhan gedung ini telah lama mendapat perhatian para peneliti 9/11. Banyak kalangan ragu jika gedung itu ditabrak pesawat terbang. Karena terlihat hanya ada dua kantor terpisah yang terbakar sore itu, tapi WTC 7 tiba-tiba runtuh tanpa sebab. Sebuah kejadian yang tentunya sulit dijelaskan secara ilmiah terkait model pengeboman menggunakan pesawat.


Video di Menara Utara menunjukkan rinci pemandangan setengah dasar gedung saat tingkat terendah runtuh secara rapih. Kedua video tersebut juga menunjukkan rekaman ledakan kembang api, sebuah tanda bahwa ledakan tersebut dikendalikan.


WTC Diledakkan

Danny Jowenko, seorang ahli peledakan terkendali asal Belanda, sejak awal telah menentang apa yang terjadi di WTC 7. Tak ragu ia nyatakan, bahwa gedung itu diruntuhkan menggunakan ledakan yang dikendalikan.


Pada menit ke 3:24 dalam video yang ditayangkan http://www.youtube.com/watch?v=iX0xyi_qFtk&feature=related, dapat dilihat bukti ini. Begitu pula bukti ledakan yang berasal dari menara-menara sebelum runtuh (http://www.youtube.com/watch?v=6KLc0_La6p8, dari menit 2:40).


12 September 2001, Peter Jennings mewawancarai Marlene Cruz, seorang tukang kayu yang terluka saat sebelum terjadi ledakan di basement WTC level B jauh sebelum pesawat-pesawat itu menabrak menara. Cruz adalah orang pertama yang menjadi korban 9/11 yang dibawa ke rumah sakit Bellevue. Ia memberi kesaksian bahwa ledakan yang terjadi sebelum pesawat menabrak gedung, ditujukan untuk melemahkan pondasi menara. Juga menjadi bukti ledakan yang dikendalikan dan direncakan dengan sangat baik.


Ahli fisika Prof Steven Jones (http://nl.youtube.com/watch?v=_wVLeKwSkXA) menyatakan, gumpalan putih yang keluar dari menara WTC (menit 0:25) hanya bisa dijelaskan bahwa hal itu terjadi karena digunakannya bahan yang sangat panas yang mampu melelehkan besi. Zat yang digunakan adalah thermit.


Untuk membuktikan kemampuan thermit melelehkan besi, silahkan unduh video di: http://nl.youtube.com/watch?v=sjLgzgflCk8. Atau http://nl.youtube.com/watch?v=S84UMbF0s2k (menit 1:49), untuk membuktikan bukti eksperimen singkat yang memerlihatkan kekuatan merusak thermit.


Thermite biasanya rutin digunakan untuk meruntuhkan gedung. Bahan kimia ini diletakkan di tiang-tiang dalam gedung, dengan posisi yang tepat untuk membuat gedung limbung. Setelah tiang/penyangga patah, gedung akan bergerak horizontal, dan jatuh ke bawah secara lurus. Pada menit 1:42 tiang WTC terlihat patah, dan hal tersebut biasanya disebabkan oleh ledakan yang dikendalikan. (Lihat: http://www.youtube.com/watch?v=9J8ojEWlkrs).


Presentasi tentang ledakan WTC ini, telah dipaparkan Richard Gage, seorang arsitek dan ahli mesin yang dapat diunduh di: http://video.google.nl/videoplay?docid=-8182697765360042032&ei=y-IISaqHDo-w2ALu6aijCg&q=blueprint+for+truth+gage&hl=nl.


Untuk mengkaji bukti yang lebih banyak, silahkan saksikan dokumentari //911 Mysteries Part 1-Demolitions// di http://video.google.nl/videoplay?docid=-8172271955308136871&ei=h-QISZr_HILm2QLxm4WbCg&q=911+mysteries+demolitions&hl=nl.


Pada titik ini, hanya ada satu kesimpulan yang bisa ditarik: gedung WTC diruntuhkan menggunakan ledakan yang dikendalikan.



Sumber: http//www.prisonplanet.com/details-emerge-on-new-wtc-collapse,video.html



--- Kembali ke Muka … ---

Tidak ada komentar: