Himalaya Journey

Shimla-Manali-Himalayan-Chandigharh ICCR tour (Indonesia language version)

SHIMLA

Ini perjalanan pertama gue di India dengan ICCR n juga dengan group. Banyak hal yang gue pelajari n dapat instrospeksi dari perjalan ini (baik yang sifatnya keindiaan ato keinternasionalan). Keindiaan gue dapet banyak info n fakta soal pola kehidupan, alam n religiusnya. Keinternasionalan gue dapat bertikar fikiran n informasi serta visi dengan kawan2 asing lainnya.

Yach … anyways its best trip I ever had at least sementara waktu ini …

Shimla-Manali adalah terletak di negara bagian Himachan Pradesh, letaknya di utara India. Kondisi alamnya adem dengan perbukitan dan pegunungan salju Himalaya. Daerah perkebunan n pemukiman yang masih lumayan alami walau udah banyak ulah tangan manusia yang merusak kelestariannya. Tapi dibalik pengrusakan ini, tercipta beberapa keindahan. Sistem arsitektur bangunan kokoh ala perbukitan, pola masyarakat yang ramah n juga system distribusi ekonomi yang menurut gue sangat diluar kemampuan fisik gue untuk menggapainya mengingat kondisi alam yang cukup menyulitkan untuk distribusi ekonomi n kehidupan. Tapi dasar manusia yang gak puas dengan segalanya selalu aja mao eksplorasi … Itulah kelebihan manusia dari alam. Manusia dengan otak bisa mengekploitir alam, n alam dengan perjalanan yang gak teratur membuat dia sebagai objek eksploitasi … yach itulah fasilitas dari Tuhan bagi manusia :).

Shimla sangat jauh beda dengan daerah perbukitan lainnya, di Shimla ada satu site daerah pemukinan manusia tertinggi di dunia (karena dipuncak gunung dengan rata2 suhunya selalu mendekati 0 derajat), daerahnya gak terlalu luas tapi lengkap fasilitasnya, hotel, tempat parkir, swalayan n toilet … hehehe.

Sayangnya kita gak dapet jatah nongkrong di sana, cuma pass by sight aja just for a few minutes. Gue dapat jatah hotel bintang 4 di lokasi yg lebih rendah sedikit, lumayan fresh n oksigennya lumayan bagus … jadi gak takut kena hipotermia. Cuma karena perjalanan Delhi-Shimla yang memakan waktu lebih dari 12 jam agak bikin gue cape n bete, jadi pas sampe hotel bawaanya mao tidur terus.

Gue sekamar 4 orang ma kawan dari Iraq n Palestina, asik seh karena gue agak ngerti dengan adat mereka n mereka juga berusaha ngerti dengan adat timur gue. N kita punya beberapa rules, salah satunya: gak boleh ngomong bahasa local. Jadi walaupun gue ngerti beberapa patah kata bahasa amiyah arab mereka tapi kita harus ngobrol pake English terus biar internationalize … hehehe. Payahnya mereka party guys mania, yach … gue ikutan aja joget2 ala dangdut dikit karena mereka juga bisanya joget2 ala tari perut arab … hehehe.

Di Shimla kita dapet paket kunjungan ke Zoo (liat beberapa jenis teddy bears, deers, n monyet2 gunung … little bit fun karena gue blon pernah liat beruang gede n monyet gunung ... hehe). Trus kita ke potatos plaintation lokasi pengembangan n pertanian potatos yang relatif modern n canggih system agriculturalnya. Sayang gue bukan belajar di Agriculture jadi kurang interest, cuma beberapa kawan dari argriculture bio-chemistry yg aktif tanya kanan-kiri n gue juga ngangguk2 aja gak ngerti … heuaheua.

Trus beerapa waktu selanjutnya kita ke Shimla Mall Road, market di puncak bukit yang harus kita kunjungi pake 2 kali escalator selama 15 menit. Tuh market canggih banget, dibuat ma British Colonial, lokasinya emang dipuncak bukit, ada gereja keren n pasar modern (jarang2 loh ada market besar di puncak bukit). Rumah makan bunyak banget tapi western oriented n juga, maklumlah emang daerah ini daerah bule n diproyeksi untuk tourist. Makanya gue gak belanja ato makanan di sana karena mahal2 banget. Yach kalo haus tinggal cari air kran fresh dengan air dingin dari himalaya … hehehe.

Cuma problem terbesarnya di sana (sebagaimana gue complaint dalam report gue buat ICCR) adalah kurangnya fasilitas toilet. Ada seh beberapa toilet tapi jaraknya berjauhan, n kondisi badan tropis ala gue gak boleh kena dingin dikit bawaannya mao kencing melulu. Makanya gue complain soal toilet ini karena gue harus naik-turun jalan perbukitan cuma untuk cari toilet. Wal hasil … kebanyakan gue pake fasilitas toilet alami ala india … kencing di bawah pohon ato tembok … heheh.

Shimla Mall Road punya panorama cantik n artistic, cuma sayang gue sampe ke lokasi udah agak gelap, jadi mungkin photonya kurang bagus karena harus pake blitz kamera. Gue suka dengan arsitektur westernnya, n juga gue sempetin beberapa click photo dengan pakaian ala Shimlawi, yach … bayar 10 rupees aja tuh gak terlalu mahal ketimbang harus beli bajunya sendiri ke toko … hehehe


KULU - MANALI

Kullu adalah daerah lembah di kaki pegunungan middle Himayala. Himalaya punya 3 fase pegunungan: low, middle dan Great. Shimla sebenarnya masuk kategori low Himalayan tapi punya postur alam n ketinggian diatas 4000 meter. Kullu yang berada di middle himalaya punya banyak lembah2 yang bagus. Di tengah break perjalanan, kita ngeteh di pinggir sungai yang deras airnya. Sambil diskusi n bercanda ma kawan2, juga take some pictures. Asik kok dengan perut yang lumayan lapar kita berebutan potato chips … hehehe.

Malamnya kita check in di sebuah hotel di daerah perkotaan kecil. Namanya Trishul hotel. Gila gue complain terus ma kondisi hotel n kamar gue. Sampe gue pindah 4 kale gonta-ganti kamar karena gak cocok dengan kondisi hati n juga dengan standar kebersihannya ... n baru dapat kamar yang agak relevan sekitar jam 12 30 malam :(. Masa hotel bintang 3 banyak lalat n laba2 n juga beberapa insect :(. Asli gue digelarin Mr. Complainment karena emang protes melulu soal kamar … heuahuea. Maklumlah karena gue tau berapa besar dana yang dikasih ICCR untuk program ini, n gue gak mao dicurangin dengan bullshit India yang korup, karena itu hak gue donk … hehehe. Its alright biar mereka (hotel n pengurusnya) bisa belajar adaptasi dengan psikologi n temperamental ala orang2 asing .. hehehe.

Di hotel tersebut gue sekamar dengan 2 orang Africa. 1 dari Ethiophia, 1 dari Somalia. Sang ethiophia seorang Kristen n alcoholic banget. Yang Somalia Islam religius banget n rajin sholat. N gue … atheist .. in a middle of two paths … Kontras banget yach … hehehe. But we got some tolerances n good understanding each other. Yang minum yach minum, yang sholat yach sholat, n gue cukup ngerokok aja dengan bebas … hehe.

Ada satu hal cukup unik. Kawan Somalia ternyata punya kain sarung. N kain sarung itu cuma digunakan buat sholat aja. Ini cukup interesting, karena ternyata tradisi sarung juga ada di Africa. Di India juga ada yang pake sarung (dikawasan selatan India - Kerala), hanya bedanya kain sarung ala India selatan gak dijahit bersambung. Dan kain sarung ala Somalian mirip banget dengan kain sarung ala melayu, dengan jahitan sambung. Cuma sarungnya lebih kecil n pendek, cuma seukuran perut n tumit.

Asiknya hidup ma mereka adalah tuker info soal tradisi n visi. Sama2 negara terbelakang jadi agak nyambung soal isu korupsi, penyelewengan sexual n anarki … hehehe. Makanya ketika gue complain soal kamar mereka juga dengan semangat mendukung gue, karena kita sama2 punya watak demonstran n revolusioner n complainer .. gak mau dijajah n ditipu ma India heheheh.

….. TO BE CONTINUED ……. Somehow :)

New Delhi, siang bolong 26-6-2003

Pipix

--- Kembali ke Muka … ---

Tidak ada komentar: