Kentongan palu ronda melerai cakap anjing-anjing liar di malam hari
Lempar belati tonggak pun berdiri
Koyakkan tempurung larangan dan norma
Purnama malu tertutup luka hembusan mendung selatan
Bertanda … musim beralih untuk serap jerat bisu
Kau … belati berkuncup emas
Tak sadar diri akan kemilaumu
Andai insafmu bertandang
Mungkin kau terlambat karena aromamu telah pupus
Kau palu ronda sahabat sang gelap
Tak tergegas bangunkan sahur para kurawa
Ketika anganmu sampai ambang larangan dan norma
Niscaya kau temukan dirimu masih dalam kebingungan
Kadigjayamu masih jauh dari selera santapan sempurna
Belai liarmu belum mampu bangkitkan birahi betina berhati lilin redup
Tapi, sering kau sudah merasa sakti mandraguna
Lupa menutup lubang yang kau gali dengan lidah dan tanganmu yang tak berimbang
Reka hatimu kerap terlaksana
Tapi kau takut mimpi menyatai berita gagak hitam
Apa yang kau takuti …? Ataukah kau kurang percaya diri …?
Takdirmu lahir dari rahim di lingkungan kayu berlengket baja
dengan tombak penuh lubang dan paku di pemandangan sisi
Kau kerap bermain dengan sengketa!
Otak berbalut emasmu akan tak bermanfaat
Ketika kau jatuh tapi kau tak pernah mengingat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar