Salam Bola …
Bicara soal bola, suatu saat anda bisa main ke pemukiman kumuh di
Gue sama seperti kalian, dengan jenis kelamin co yang punya kecenderungan hobi bola yang tinggi, tapi semenjak total football ala Belanda jatuh, bersamaan dengan itu jatuh pula gairah “nonton” bola gue. Itu kalo sekedar “nonton”.
Soal main bola, waktu kecil cuma olahraga itu yang gue suka mainin (selain perang2an n berantem ma sodar2 gue). Di Aligarh setiap sore gue olahraga ma kawan2, n yang paling sering kita main adalah bola, n kita punya tim “Orang asing (foreigners)” mayan bagus, Cuma sayangnya saat ini issue bola lage jadi “aib” di lingkungan kita, karena kita2 lage duka cita semenjak kalah ma tim “ayam kalkum” India di kompetisi antar kampus karena kesombongan kita meremehkan lawan (orang lain), walau cuma kalah penalty aja. L
Gue gak jago maen bola seh, paling2 kalo main malah dikejar2 bola, tapi gue pencinta sejati bola. Karena emang cuma olahraga itu yang “make sense" buat gue, n juga gue suka ma filsafatnya, “all for one n one for all”. Satu bola dikejar hanya untuk kepentingan n gengsi satu tim dengan satu tujuan sama : “MENANG” … kayak sumpah warriors Camelot dulu J (itu tafsiran murahan gue loh).
Tapi anehnya akhir2 ini “hasrat” gue ma bola dah berkurang. Liga Inggris seharusnya menarik, malah bagi gue udah sangat jauh dari “hasrat” gue. Mungkin karena aparthead kale yach ?? Gue lage phobia ma orang kulit putih neh L, n di India ini pengaruh fucking British sangat tinggi, gambar Beckham hampir setiap hari ada di lembaran olahraga n celebrities koran2 L. Tapi bahasa bola lebih universal kok, makanya dulu gue Zamalkawie abis, alasannya karena gue gak suka ma status quo n nepotisme Ahlawie.
Juga gue kurang suka ma warna merah, makanya MU, ahli nll yang berbau “darah” harus menjauh dari hati gue. Tapi alasan basi itu sekali lage punah karena bola adalah universal J.
Gue sempat cinta Real Madrid, tapi simpati ini mulai pudar semenjak Real resmi jadi “Duta Kristen” yang udah di ambil baptis ma Vatikan untuk missionary Christianity beberapa bulan yang lalu. Nah … Apa bola dah habis unsur universalitasnya ? Gue rasa mungkin !! ketika
Bagusnya … dengan bola kita juga bisa melupakan segala “ikatan2” subjektifitas ini. Kita suka tim2 Eropa yang nota bene adalah “Kafir’, kita suka Tim2 Inggris walau British banyak menciptakan masalah untuk Islam n bangsa Arab yang kita simpatikan. Kita kurang suka ma tim nasional kita “karena kalah terus”. So … ternyata unsur objektifitasnya lebih tinggi dari subjektifitas kita. Kita selalu akan memilih tim dengan kekuatan yang kita mau yang akan mengangkat “martabat” kita karena dia menang. Kita mao tim kita jadi winner n bukan “sampah” (walau kita cuma Fans, pengamat n komentator n gak mampu bergabung fisik dengan tim itu). Tapi kesatuan hati n kecintaan kita itu membuat kita sekejap melupakan warna kulit, akidah n berbagai “kepentingan2” subjektif lainnya.
Gue serius yach ?? huehueheuheu …. Mari kita ngomong rilex soal bola.
Menurut kalian apa dalam bola ada unsur sex nya ?? Kenapa kalangan homo seksual kurang suka ma pemain2 bola ?? n senengnya ma celebrities kayak Elton Jhon, Freddy Mercury n Axl Rose n Fikron ?
Menurut gue dengan “bola” kita bisa memperbanyak keturunan.
Kenapa ce banyak kurang suka ma bola ?
N so on n so on … banyak kok bahan untuk relax J
Pipix
Tidak ada komentar:
Posting Komentar