Naqshabandi 1

--- Kembali ke Muka … ---

Topik tarekat memang menarik n gak ada habisnya untuk dipelajari, bukan hanya karena unik n kontras dengan pola kehidupan modern aja, tapi juga karena perjalanan sejarah sufism (pemikiran n gerakannya) udah banyak membuat "aroma" n gairah kajian keislaman lebih berwarna (walau dibanyak aspek sering terdapat gap n polemik ato juga konflik).

Sebelum lebih jauh membahas topic tarekat n sufism ini, pertama2 kita harus membedakan antara Sufism n Tarikat. Sufism sebagai sebuah disiplin ilmu, yang pengamalannya dilakukan oleh para Sufis. Dan Tarekat sebagai sebuah komunitas (kelompok n gerakan) yang mengamalkan sufisme dengan model, ciri khas n variable dogma yang berbeda2, yang pada intinya satu tujuan yaitu jalan (Tariqa, path) menuju (n pencarian) haqiqa (Divine rality, atau Tuhan).

Soal Naqshabandi … Sedikit ralat buat intan, bahwa yang di bilang Naqhsabandiah itu beda dengan Qodariah, Naqsabandi tarekat yang dipioniriin oleh Mohammad Naqshabandi (sekitar abad 14 an) n Qadariah tu oleh Abdul Qadir Jaelani (abad 9). Tarekat yang banyak beredar di kawasan Jawa adalah Qadariah, n di Sumatera Naqshabandiah (pusatnya di Medan n Riau).

Ada beberapa kalangan menilai naqshabandi sebagai gerakan yang yang orthodox … (Sufism secara general pun dinilai oleh kalangan barat n orintalis dinilai sebagai sebuah gerakan yang berstyle orthodox. Ortodoksinya terletak pada 2 aspek: 1. it represent conformity to the religion as it was revelead. 2 it represent conformity to truth as such).

Tapi menurut gue, secara esensi Naqshabandi merupakan tarekat yang paling fleksible dibandingin dengan kelompok2 tarekat lainnya, karena tarekat ini lebih progresif dibanding kelompok lainnya. Progresifitasnya terletak pada modernistas, yang kontras dengan tarekat lain yang cenderung konservatifistik .

Naqshabandi banyak mengalami pengembangan dari tipe aslinya (yang pada awalnya hampir mirip dengan kebanyakan ajaran Sufism lainnya). Ciri khas Modernitas Naqshabandi ini khususnya terjadi pada fase mutakhir perkembangannya (abad 20). Inti modernismenya adalah ide penggabungan antara Khulwah (kontemplasi untuk mencapai hakikat) dan Jaulah (Perjalanan … pergerakan badan, aktivitas harian). Ide ini menggariskan bahwa upaya (jalan/tariq) untuk mencapai kesempurnaan (salvation) bukan hanya dengan jalan kontemplasi (zikr menyendiri), tapi dapat dilalukakn di pasar (dalam aktivitas. Ide ini katanya terinspirasi dari pola kehidupan Rasulullah yang menggabungkan antara unsur2 politis, social, ekonomi n religius (ato juga dalam konteks yang lebih luas: Din-Daulah). Makanya banyak anggota tarekat Naqhsabandiah yang kaya, anggota parlemen nll. Ini sangat kontras dengan ide Zuhd di ajaran sufism lainnya (Zuhd is "the renunciation of ease and comfort in the name of religious discipline in order to detach the soul from the world"), ato Uzlah (pengasingan untuk mendekatkan diri ma Allah dengan penjauhan diri dari dunia material).

Ciri umum yang dominan dalam ajaran Tarekat adalah pola "kepemimpinan" suhu/syaikh/guru/sidi yang ditempatkan sebagai "perantara" sebelum mencapai pengenalan dengan haqiqa via Rasulullah. Dalam pengembangannya pola ini banyak melahirkan fenomena yang kerap kontradiktif dengan ruh Islam yang dianut oleh kalangan non-sufis. Kedudukan para Syaikh terkadang melampau batas normal legalitas keimanan, seperti pengkultusan syeikh ato juga absolutisme dirinya, kemukjizatan (sebenarnya karamah) yang mendekati tingakatan nabi (bukan hanya sekedar awliya). Inilah yang sampe sekarang (bahkan lage marak) jadi konflik internal Islam Sunni (kalo di syiah udah jelas konsep imamahnya). Dan sampai di satu titik paling ekstrim ajaran tarekat digolongkan sebagai ajaran "kesesatan", ato juga syirk (khususnya Naqshabandiah yang memiliki ciri eklusifitas n absolusitas para syeikh yang berkadigjayaan (Kalo mao liat bantahan2 soal "penyelewengan" Naqshabandiah bisa kalian di lihat dibeberapa web, search aja dengan kata kunci "Naqshabandi": http://islamicweb.com/beliefs/cults/sufi_naqshabandi_unveiled.htm

n ato dalam polemik kasus indonesianya baca buku M. Amin Djamaluddin "Melacak Kesesatan&Kedustaan Ajaran Tarekat Naqshabandiyah Pro. Dr. Kadirun Yahya Msc". Penerbit: Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam (LPPI), ato buku analitik riset: Martin Van Bruinessen "Tarekat Naqshabandiyah di Indonesia", penerbit: Mizan.

Dalam tatanan politik, gue pernah ikut seminar Itrach Wizman (mungkin pernah gue certain di milist tentang pertemuan ini), n beberapa isu bahasannya soal peran Naqshabandiah dalam kancah politik global. Karena modernitas (walau pada titik tertentu menjadi eklusifitas) kelompok ini cukup dapat dikatanyan sebagai ‘fenomena istimewa". Khususnya fenomena politik di negara2 asia tengah (Iraq, Turki Syiria, Uzbekistan, Pakistan, Afghan n India), dengan mobilitas massa Naqshabandi yang sangat tinggi n juga kecenderungan politisnya cukup diperhitungkan. Lihat link al Qaeda dengan tarekat ini yang begitu kuat untuk memenangkan pemilu di Afghan (n hubungan "bilateral" Khalidies Turki –Naqshabandi modern, dengan tokoh2 kelas atas al Qaeda). Juga liat ketakutan Turki dengan gerakan Naqshabandi yang banyak jadi payung gerakan Kusdistanisme (untuk buat Kurdistan Raya di Asia Tengah).

Makanya wajar aja kalo secara politis Saudi Arabia (dengan Wahabinya) sangat takut dengan "wabah" Sufism –secara umum, di Timur Tengah n berusaha memblok lajunya dengan berbagai cara, hingga ada kasus besar eksekusi 'Abd al-Karim Mara'i al-Naqshabandi (tokoh penting Naqshabandi di Saudi). Karena Sufism dipandang Wahabi sebagai ajaran yang sesat (aqidah atau juga gerakan khurafiah yang kontras dengan fundamentalisme wahabi) baik karena faktor social atau juga politis. Karena emang bisa dimaklumi tuh Saudi dengan gaya diplomasi "playboy" n American Sentris-nya (katanya seh modernitas … fucking Saudiess –kaum munafiq Luth).

Satu hal yang menarik untuk dikomentari dari hasil diskusi gue dengan Itrach Wizman adalah "fenomena terbalik" ato dalam istilah dia "paradox phenomenon", yakni bahwa dengan adanya fenomena popularitas Sufism malah membuat jalur "pengaruh" gerakan Islam modern menjadi terbalik, yang dulunya (seperti jaman klasik Islam) didominasi oleh pengaruh Arab ke berbagai belahan dunia, Pada saat ini (pasca runtuhnya dominasi Kerajaan2 Islam klasik Umayyid n Utsmani) justru bermuara dari belahan timur Islam (khususnya Iran n India sampe Indonesia),. Jadi central gerakan Islam modern sekarang berada di wilayah timur (Asia tengah n tenggara), bukan di barat (dengan central Makkah). Karena sufisme banyak berkembang di belahan timur.

Fenomena suburnya gerakan ini mungkin dilator belakangi oleh faktor geo-politis n psikologis, serta modernitas sempalan (kayak gaya2 kita yang semi Sufis … heuhaue). Juga pengaruh Naqshabandiah sangat krusial … karena dominasi para tokohnya banyak berperan dalam resurgensi Islam (kebangkitan) yang sedang berlangsung ini … liat Hassan al Banna (founder Ikhwanul Muslimin) yang Naqshabandis, Tokoh2 oposisi partai Baath di Syiria n Iraq yang mayoritas Naqshabandis. Lebih2 di Turki, dominasi kalangan Naqshabandis sangat kentara … Arbakhan tuh pentolannya. Karena di Turki gerakan ini lebih padu dengan menerapkan system "enterprise firm organization", yang mengembangkan system terpadu secara ekonomis untuk menguasai kekuasaan (mirip kayak pola kasar Zionism Yahudi).

Makanya gejolak perang Gulf II ini yang mungkin nantinya akan melahirkan negara baru (negara Kurdistan) bakal bikin seru kawasan asi Tengah tuh. Karena Kurdi (secara kolektif) emang berbahaya, nepotisme melebihi keimanan agamanya. Walau kekuatan Naqshabandi emang porosnya di kepala orang2 Kurdi (seperti gerakan Khalidiyah -pengikut Syeikh Khalid Kurdi yang sangat berpengaruh pada era kejayaan Turki Utsmani, gue pribadi sangat khawatir mereka lebih aportusnis n cenderung lupa diri, takut2 malah nanti mereka pake agama (Islam) cuma sebagai tameng untuk bikin konflik baru aja di kawasan tersebut. Bahkan menurut gue, Kurdi tuh lebih bahaya daripada Yahudi, karena Kurdi Islam bakal jadi borok yang mendarah daging di dalam tubuh Islam, itulah makanya Saddam membumi hanguskan mereka … hehehehe.

Segini aja, semoga kalian bosen … hehehe

Pipix
Aligarh Muslim University

INDIA


--- Kembali ke Muka … ---

1 komentar:

Darul Amin mengatakan...

Bantahan terhadap tulisan M.Amin Djamaluddin telah ditulis oleh Prof.Dr.KH.Djamaan Nur,Ketua Umum MUI Bengkulu.Dapat di download di sini
http://www.ziddu.com/download/7827138/TanggapanThdM.AminDjamaluddin.pdf.html
Bagi yang ingin mengetahui artikel Prof.Dr.H.Kadirun Yahya,MA,MSc dapat mengklik http://www.ayahanda-guru.blogspot.com
Terima Kasih,